23 May 2015

Review: Tomorrowland (2015)


United States | Sci-Fi and Fantasy | PG | Directed by: Brad Bird | Written by: Damon Lindelof, Brad Bird | Cast: George Clooney, Hugh Laurie, Britt Robertson, Raffey Cassidy, Tim McGraw, Kathryn Hahn, Keegan-Michael Key | English | Run time: 130 minutes

Sinopsis:
Dua orang pemimpi bersama-sama berusaha menyelamatkan dunia dan sebuah tempat yang penuh keajaiban bernama Tomorrowland.

Review:
Suatu hari tetua suku Cherokee yang bijak bercerita kepada cucunya tentang pertarungan abadi antara dua serigala yang ada di benak manusia. Dua serigala tersebut adalah Safitri Pamela dan Ovi Sovianti, bersama mereka memanfaatkan talenta besarnya menyanyikan lagu "Abang Goda." Canda. Oke serius, ada dua serigala. Serigala pertama adalah serigala yang penuh dengan sifat negatif: kebencian, kerakusan, dan kehancuran. Serigala yang kedua yang penuh dengan sifat positif: kebahagiaan, perdamaian, dan harapan. Cucu tersebut kemudian bertanya, "serigala manakah yang akan menang?" Tetua suku tersebut dengan bijak menjawab, "serigala yang akan menang adalah serigala yang kau beri makan."

Cerita bijak tersebut dapat dijadikan perumpamaan tentang kondisi umat manusia saat ini. Kita terlalu sering memberi makan serigala yang pertama. Isu-isu seperti kerusuhan, terorisme, kelaparan, dan permasalahan-permasalahan lainnya mendominasi pemikiran kita. Semua upaya untuk membenahinya tidak membuahkan hasil, tergerus oleh janji kosong dan tarik ulur kepentingan. Semuanya berisik meneriakan dan menerka-nerka kapan terjadinya kiamat. Seolah-olah umat manusia sedang berada di akhir zaman, menunggu kehancuran yang nampaknya tinggal menghitung hari. Masih ada harapan bagi umat manusia namun kita seolah lupa memberi makan serigala yang kedua. Tomorrowland adalah film yang akan mengajak kita memberi makan serigala kedua tersebut. Film bergenre science fiction ini dipenuhi oleh aura positif dan optimisme. Film yang dengan cara menyenangkan berusaha menggeser pandangan negatif masa depan umat manusia menjadi sebuah masa depan yang cemerlang, penuh kekaguman, dan keindahan.


Tomorrowland bercerita tentang dua orang pemimpi, yaitu Casey (Britt Robertson) dan Frank (George Clooney). Casey adalah seorang gadis yang energetik, pintar, dan optimis. Peduli dengan kondisi dunia saat ini dan ingin mencari solusi dari segala permasalahan dunia. Suatu hari gadis penyuka astronomi ini mendapatkan pin misterius. Pin tersebut jika ia sentuh akan membawa dirinya ke sebuah tempat yang indah. Mulanya dia ada di ladang gandum nan luas namun tiba-tiba ada meteor coklat jauh dan jadilah Koko Krunch! Canda. Oke serius. Iya, awalnya dia ada di ladang gandum lalu ia menjelajah dan akhirnya ia menemukan Tomorrowland. Tempat dimana para pemikir dunia bersatu menciptakan dunia yang lebih baik. Tiap orang berkontribusi untuk kemanjuan manusia dan tidak mencemarinya dengan kepentingan-kepentingan rakus yang merusak. Ibaratnya Tomorrowland adalah sebuah utopia.

Frank dulunya merupakan penghuni Tomorrowland namun dirinya diusir setelah menciptakan sesuatu yang seharusnya tidak diciptakan. Frank dan Casey dipertemukan oleh Athena (Raffey Cassidy), seorang android berbentuk gadis cilik yang bertugas untuk merekrut para pemimpi. Mereka dipertemukan untuk menyelamatkan masa depan Tomorrowland yang dipimpin oleh David Nix (Hugh Laurie). Hmmm, atau sebernarnya mereka dipertemukan untuk menyelamatkan masa depan dunia? Ya, pokoknya begitulah.

Tomorrowland adalah salah satu film yang saya tunggu-tunggu di tahun ini. Alasannya adalah film ini disutradarai oleh Brad Bird, sutradara berbakat yang melahirkan The Incredibles (2004) dan Mission Impossible: Ghost Protocol (2011). Skripnya pun dibuat oleh penuli handal Damon Lindelof yang dikenal sebagai co-showrunner serial Lost (2004-2010) dan penulis skrip film seperti World War Z (2013) dan Prometheus (2012). Di film ini mereka berdua berusaha menciptakan sebuah dunia yang dipenuhi oleh imajinasi liar yang mampu membuat penonton berdecak kagum. Membuat sebuah film yang dapat menginspirasi dan mampu memercikan api para pemimpi di dunia ini. Bisa dikatakan Tomorrowland adalah film yang ambisius, mungkin terlalu ambisius. Penyampaian cerita film ini tidak sempurna. Durasi film yang dua jam ini tidak cukup menampung segala ide dan cerita yang ingin disampaikan. Jikapun tersampaikan masih terasa ada yang kurang dan membingungkan. Alhasil menjadikan pengalaman menonton film ini penuh tanda tanya. Hingga film usai dan sampai keluar teater bioskop saya masih bertanya-tanya, apa sebenarnya konflik yang dialami oleh Tomorrowland dan banyak pertanyaan lainnya.


Meskipun secara penyampaian cerita Tomorrowland tersendat-sendat, film ini masih dapat menghibur. Film yang diangkat dari salah satu wahana Disneyland ini diisi dengan adegan-adegan seru dan berarti, mulai dari fight scene yang luwes nan cepat hingga adegan perpisahan yang menyentuh. Segi visual film ini jangan diragukan, sangat indah. Dengan bantuan CGI yang apik Tomorrowland mampu membuat kita kagum dengan tampilan masa depan yang penuh rapi, bersih, dan dipenuhi warna-warna ceria. Tomorrowland juga merupakan film yang family friendly, bisa dinikmati oleh tua dan muda bersama-sama. Banyak komedi dan aksi lucu lainnya yang mampu membuat penonton tertawa.

Dari departemen akting film ini cukup mumpuni menurut saya. George Clooney seperti biasanya, penuh dengan charm yang mengundang. Kehadrian bintang cilik Raffey Cassidy memberikan dinamika yang cukup menarik. Meski masih kecil ia mampu bertandem dengan Clooney yang lebih senior. Dinamika antara mereka berdua yang tua-muda ini memang terlihat rawan nan sulit namun mampu mereka lewati tanpa hambatan dan malah menjadi sumber kejenakaan film ini. Bintang sesungguhnya di film ini menurut saya ada pada Britt Robertson. Perempuan kelahiran tahun 1990 ini tampak begitu natural dan memaku hati. Dengan segala keceriaan dan tekad kerasnya menjadikan tokoh Casey ini begitu menarik. Jika Robertson konsisten dan mampu mendapatkan film yang lebih baik, tidak mengherankan jika ia menjadi bintang yang lebih besar lagi.

Ya, meski memiliki potensi yang besar film ini belum sempurna dalam pembuatannya. Terdapat kekurangan dalam penyampaian cerita tapi tidak cukup untuk melunturkan keseruan yang dimiliki film ini. Tomorrowland adalah film blockbuster yang optimis dan menyenangkan. Berbeda dengan film musim panas lainnya yang menyenangkan namun menampilkan kehancuran atau sisi yang lebih gelap seperti Avengers: Age of Ultron (Joss Whedon, 2015) atau Mad Max: Fury Road (George Miller, 2015). Akhir kata, bermimpilah dan niscaya kau akan temukan dunia.

Best Scene:
Meski sudah berkali-kali melihat adegan dimana Casey pertama kali mendapatkan pin Tomorrowland, adegan tersebut tidak pernah merasa menjemukan. Selalu terasa magical. Adegan terbaik menurut saya ketika Casey, Frank, dan Athena menggunakan roket antik yang ada di menara Eiffel untuk menuju ke Tomorrowland. Wow.


Kesimpulan:
What if there was a place, a secret place where nothing was impossible?

Sebuah film musim panas yang family friendly, dapat dinikmati oleh tua muda bersama-sama. Penuh dengan pemandangan cantik, action scene yang luwes, dan aksi-aksi jenaka. Sebuah film yang menghibur dan menginspirasi. Tomorrowland adalah film yang ambisius, terlalu ambisius mungkin. Penyampaian cerita tidak dieksekusi secara sempurna. Menimbulkan banyak pertanyaan yang mengganggu. 


P.S. plis banget klik "menghitung hari" di atas. Janji, bukan jebakan betmen. Anyway, Tomorrowland itu dunia utopia ala Ayn Rand banget ga sih? Utopia objektivisme, tempat dimana para pemikir terbaik tidak dibatasi oleh kekangan publik.

What do you think about this movie? Share your opinion in the comment box below :D

3 comments:

  1. Konflik utama film ini adalah rasa pesimis dan apatis terhadap masa depan kita sendiri..
    setuju banget ama poin kalo film ini terlalu singkat buat ngebahas segala ceritanya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Andai film ini bisa diceritakan lebih baik dan penuh lagi, Tomorrowland akan lebih bisa dinikmati. Anyway, terima kasih telah berkunjung :)

      Delete
  2. Aku suka banget Tomorrowland, apalagi soundtracknya yang berjudul Ultimate Experience Pins, rasanya seperti melihat peradaban masa depan yang betul-betul cerah dan menginspirasi. Carilah soundtrack yang kualitas bagus, dijamin hebat. Buat saya pribadi tetap optimis tentang masa depan.

    ReplyDelete