13 April 2013

Review: Oblivion (2013)


United States | Action & Adventure, Sci-Fi & Fantasy | PG-13 | Directed by: Joseph Kosinski | Based on: Oblivion by Joseph Kosinski | Written by: Karl Gajdusek, Michael Arndt | Cast: Tom Cruise, Olga Kurylenko, Andrea Riseborough, Morgan Freeman, Melissa Leo, Nikolaj Coster-Waldau | English | Run time: 125 minutes |

Plot:
Enam puluh tahun setelah invasi alien ke bumi, Jack Harper (Tom Cruise), seorang mekanik drone, harus berhadapan dengan alien yang tersisa. Dalam perjalanannya, Jack menemukan kenyataan pahit mengenai hidupnya.

Review:
Pada tahun 2077, seluruh umat manusia telah mengungsi ke Titan, salah satu bulan dari planet Saturnus. Umat manusia memang dapat memenangkan perang terhadap invasi alien namun efek peperangan tersebut menyebabkan bumi tidak dapat dihuni lagi. Untuk mengambil sumber daya yang masih tersisa, dibentuklah sebuah tim yang terdiri dari Jack sebagai teknisi dan Victoria (Andrea Riseborough) sebagai operator komunikasi.

Mereka merupakan bagian dari sebuah operasi 'pembersihan' sebelum bumi benar-benar ditinggalkan. Tugas  mereka antara lain adalah memperbaiki drone yang membasmi alien tersisa dan menjaga alat pengambil sumber daya bumi. Dalam menjalankan operasi tersebut, mereka terhubung dengan mission control mereka, yakni Sally (Melissa Leo) yang berada di sebuah stasiun luar angkasa raksasa yang bernama Tet.


Untuk menjalankan operasi tersebut, Jack dan Victoria harus menjalani proses penghilangan ingatan. Hal ini ditempuh untuk menjamin keselamatan operasi mereka. Hanya saja Jack sering dihantui oleh kilasan hidupnya yang terdahulu dan mimpi yang berulang. Menjelang akhir dari masa tugas mereka, sebuah pesawat tidak dikenal jatuh di bumi. Jack yang menyelidiki pesawat tersebut menemukan sebuah kenyataan mengenai hidupnya.

Jika membahas cerita secara keseluruhan, Oblivion bisa dikatakan tidak jauh berbeda dengan film-film sejenis. Film ini memiliki premis dan perkembangan cerita yang mirip-mirip. Satu judul film yang terlintas di kepala gue ketika menonton ini adalah Moon (2009, Duncan Jones). Mungkin bagi yang telah menonton film tersebut, menonton Oblivion layaknya menonton film yang sama dua kali. Iya, memang terdapat perbedaan yang cukup jauh di antara keduanya. Namun secara prinsipil, perkembangan ceritanya sangat bisa dikatakan mirip. Kemudian, dalam membahas film semacam ini, ada satu pertanyaan yang penting untuk dijawab, yakni apakah Oblivion dapat memberikan kesan?


Seperti yang telah gue singgung sebelumnya, segi cerita Oblivion mirip dengan film-film sejenis. Cerita film ini bukanlah sebuah cerita yang termasuk kategori jelek tapi juga tidak termasuk golongan cerita yang grounbreaking nan apik. Bisa dikatakan Oblivion berada di kategori tengah-tengah. Bila disimpulkan cerita Oblivion tergolong film Sci-Fi yang cukup memadahi. Hanya saja, ada satu hal yang membuat gue tidak bisa menikmati film ini, yaitu durasi. Dengan durasi 125 menit, film ini terasa kopong dan tidak solid. Pembangunan konfliknya terlalu bertele-tele dan begitu ada konflik, hal tersebut dibiarkan menggantung terlalu lama sehingga penonton mungkin sudah keburu ter-distract dengan hal-hal lain.

Lanjut dari segi tata visual dan suara, film ini dapat dikatakan cukup cantik dan rapi. Pemandangan bumi setelah 'kehancuran' masih dapat ditampilkan memiliki keindahan-keindahan tersembunyi. Scoring film ini juga termasuk decent menurut pengamatan gue. Walaupun begitu, gue masih belum bisa terhibur dengan semua itu. Gue sudah cukup bosan melihat kondisi bumi 'post-apocalypse' yang penuh gurun tanpa batas dan peralatan futuristik dengan warna dominan abu-abu atau perak. Pada akhirnya, visual film memang dikemas rapi tapi membosankan. Hoam.


Para pemeran dalam film ini menurut gue sudah mampu memberikan performa yang sesuai dengan porsi tokohnya. Tom Cruise, Andrea Riseborough, dan Olga Kurylenko sudah men-deliver performa yang cukup dalam Oblivion. Satu hal yang akan gue singgung selanjutnya adalah chemistry. Dalam membangun kisah romansa antara Julia (Olga Kurylenko) dengan Jack, gue tidak dapat menemukan momen keserasian antara mereka berdua. Hubungan mereka terasa hambar dan kaku. Tidak ada sebercak api romansa yang tersirat dari tatapan mereka berdua. 

Marilah kita membicarakan twist. Tenang, ga akan spoiler. Gue tanpa sadar masuk dalam 'jebakan' yang dimilki film ini. Mungkin jika anda adalah penonton yang selalu bertanya mengapa, mengapa, dan mengapa akan ikut pula terjebak. Akibat pertanyaan-pertanyaan tersebut, gue sudah jauh terseret terlampau jauh ketika mengetahui jawabannya. Menjelang akhir, 'jebakan' demi 'jebakan' mulai dibuka satu persatu. Bahkan, sampai detik-detik terakhir, film ini masih memiliki twist yang mampu ditampilkan. Hanya saja, layaknya kertas origami, Oblivion terlalu banyak dilipat-lipat sehingga sebelum menjadi sebuah burung cantik, kertas tersebut sudah keburu lecek. Ya, Oblivion memiliki setumpuk twist diakhir namun menurut gue itu terlalu banyak, gue merasa lelah diputar-putar layaknya cucian di mesin cuci (nulis apaan sih nih gue).

Best Scene:
Radiation zone scene! Jadi begini ceritanya, begitu film ini bergulir, gue dihantui oleh sebuah pertanyaan mendasar dan harus benar-benar dijawab di film ini, yaitu kalo memang operasi 'pembersihan' yang Jack dan Victoria jalani adalah penting, mengapa hanya ada mereka berdua yang ada di bumi. Untung saja scene tersebut menjelaskan itu semua. Meski sesungguhnya, jawaban yang mereka berikan masih terasa familiar dan tidak memberikan momen 'gasp' bagi gue. Selanjutnya yang cukup menarik adalah Odyssey scene. Ada apa di bagian itu, lihat saja sendiri. Gue mager ngetik.


Jadinya?
We’re the “mop-up crew". Oblivion bisa dikatakan sebuah film Sci-Fi yang decent dan cukup menghibur bagi anda yang bersabar. Hanya saja dengan durasinya yang dua jam, film ini terkesan tidak solid, terlalu banyak ini itu yang sesungguhnya bisa dialokasikan untuk membangun bagian lain di film ini. Rasa bosan pasti akan menghampiri ketika menonton film ini.

7 comments:

  1. kalimat yang tepat untuk menikmati film ini sepertinya.."bersabarlah, dan kau akan menikmati hasilnya LOL.."...

    ReplyDelete
  2. Visit back your blog. Ini film punya twist ending biasa aja sebenarnya, ga ada yang terlalu baru, tapi, penyampaian ceritanya itu yang buat ini film berasa banget di akhir. Disayangkan buat awalnya.

    ReplyDelete
  3. ada yang bisa jelasin tentang film tersebut?
    pada saat akhir film jack harper datang menemui istrinya,yang ktanya 3 tahun mencari istrinya itu.
    pertanyaanya bukanya jack harper telah meninggal pada saat melakukan misi pertama kali menuju tet,sebelum bumi hancur?

    ReplyDelete
  4. gw gag ngerti akhir nya itu kan si jack ada bnyak yang asli nya yang mana....????

    ReplyDelete
  5. terjebak cerita.. tapi ya lumayan. merasa kesunyian nonton ni film.. hh

    ReplyDelete
  6. nggak ngerti gue
    gue cuman liat aksi nya doang
    sampai" gue toton sampai 2 kali
    inti film nya gue nggak ngerti

    ReplyDelete