21 June 2013

Review: World War Z (2013)


United States | Action & Adventure, Horror, Sci-Fi & Fantasy | PG-13 | Directed by: Marc Forster | Based on: World War Z by Max Brooks | Written by: Matthew Michael Carnahan, Drew Goddard, Damon Lindelof, Matthew Michael Carnahan, J. Michael Straczynski | Cast: Brad PittMireille Enos, Daniella Kertesz, Fana Mokena, Sterling Jerins, Abigail Hargrove | English | Run time: 116 minutes |

Plot:
Bekas petugas PBB harus pergi ke tempat-tempat berbahaya untuk mencari petunjuk mengenai virus menular yang menyebabkan penderitanya menjadi ganas.

Review:
Apa jadinya jika suatu saat nanti suatu virus berbahaya menyebar dengan cepat sehingga mengancam eksistensi manusia? Jawabannya mungkin saja telah kita lihat di Contagion (Steven Soderbergh, 2011). Di sana kita diperlihatkan gelombang kepanikan yang terjadi dan bagaimana pihak berwenang berlomba dengan waktu mencari penawar segala kekacauan yang ada. Namun bagaimana jika virus berbahaya tersebut menyebabkan penderitanya ganas layaknya zombie dan bagaimana reaksi pemerintah dunia tentang hal tersebut? Inilah yang akan dijawab oleh War World Z (WWZ) garapan Marc Forster (Quantum of Solace, 2008).

WWZ sesungguhnya diangkat dari novel horor karangan Max Brooks dengan judul yang sama. Pada filmnya, WWZ lebih menekankan pada pencarian petunjuk yang dilakukan oleh Gerry Lane (Brad Pitt), mantan petugas PBB yang dulunya malang-melintang di daerah konflik. Kini dirinya telah pensiun dan hidup bersama istrinya Karen (Mireille Enos) dengan dua putrinya bernama Rachel  (Abigail Hargrove) dan Constance (Sterling Jerins). Kekacauan terjadi ketika mereka terjebak kemacetan di tengah kota Philadelphia. Sesuatu yang besar telah terjadi namun mereka belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkannya. Hingga mereka melihatnya, di tengah-tengah orang yang berlarian mereka melihat sekelompok orang berusaha "memakan" orang-orang lain. Dengan sebuah gigitan seseorang dapat berubah menjadi ganas layaknya zombie dalam hitungan detik.


Bagian tersebut gue bilang cukup epic. Kepanikan yang terjadi di bagian tersebut dibangun secara cepat dan pasti sehingga mampu memacu jantung gue. Ibaratnya film ini langsung tancap gas dan memberikan tensi yang tinggi di awal. Dengan skala kehancuran yang besar, bagian tersebut mampu dieksekusi secara baik sehingga menyenangkan dan cukup menegangkan. Bisa dibilang ini adalah bagian hook-nya WWZ dan hal itu gue bilang berhasil. Tensi yang sama tetap dijaga hingga Gerry dan keluarganya diselamatkan oleh helikopter yang dikirim oleh PBB. Diselamatkannya mereka bukan tanpa alasan, Gerry yang ahli dalam penyelidikan di daerah berbahaya ditugaskan untuk membantu ahli virus PBB mencari vaksin virus tersebut. Tugas yang membawanya berpergian ke Korea, Israel, dan Wales, tugas berbahaya yang dilakukan sebagai satu-satunya cara untuk menyelamatkan keluarganya.

Ketika Gerry melakukan tugasnya tersebut, WWZ mulai tampil sedikit kalem. Ibaratnya kita diberi waktu untuk menghela nafas dulu. Tidak memberikan ketegangan layaknya bagian hook tersebut bukan berarti film ini selanjutnya melempem. WWZ masih memberikan ketegangan-ketegangan kecil namun efektif sehingga mampu membuat hati tetap dag-dig-dug. Bagaimana tidak, perjalanan Gerry selalu ditemani oleh segerombolan zombie ganas, cepat, dan luar biasa banyak layaknya semut kemana pun ia berada. Selain itu kita juga diajak melihat anomali-anomali dalam outbreak ini lewat sudut pandang Gerry sendiri. Anomali yang menjadi petunjuk dari sebuah pertanyaan besar film ini.


Dengan dominasinya dalam screen time, film ini dapat dikatakan filmnya Brad Pitt. Dia dalam film ini tampil seperti biasa: luwes dan total. Tidak ada kekakuan yang dapat terbaca dengan mudah. Hanya saja tokoh Gerry Lane yang ia perankan tidak terlalu manusia. Kemudian beberapa bagian di film ini agak terasa canggung akibat kurangnya chemistry. Sebagai contoh adalah antara dia dengan tokoh Karen. Chemistry antara Pitt dengan Enos gue bilang kurang sehingga menyebabkan beberapa bagian intim mereka malah terasa meh, canggung. Kemudian dengan tokoh yang gue pikir ga penting eh tahunya penting: Segen (Daniella Kertesz). Tokoh yang menemani Gerry cukup lama dalam perjalanannya ini diberikan porsi gerak yang sangat minim. Meskipun begitu, Kertesz tetap mampu memberikan goresannya sendiri dalam film ini. 

Unsur gore pastinya telah melekat dengan film ber-genre zombie. Namun dalam film ini unsur tersebut tidak terlalu diumbar. WWZ minim darah singkat kata. Hanya saja hal tersebut bukanlah masalah besar bagi gue. WWZ masih menampilkan unsur utama dari film zombie dengan cakap, yakni survival. Bagaimana Gerry mempertahankan keluarganya ketika diserbu gerombolan zombie, mengendap-mengendap dalam kegelapan, atau memutar otak untuk mengelabui zombie gue rasa cukup untuk mencitrakan unsur tersebut. Dengan demikian, WWZ adalah proper zombie movie yang well-paced dan menyenangkan untuk ditonton. Tipikal film musim panas yang cukup pantas lah.

Best Scene:
Mungkin hook film ini dapat dikatakan sangat memuaskan. Hanya saja gue agak sedikit tertarik dengan adegan dimana Gerry Lane dengan santai meminum sekaleng Pepsi sebelum menerjang zombie yang berlarian ke arahnya. Cukup membuat gue tertawa kecil.


Jadinya?
This isn't the end. World War Z merupakan film zombie yang menyenangkan tipikal film summer. Well-paced dan dihiasi titik-titik ketegangan di beberapa sisi. Mungkin tidak memberikan sesuatu yang lebih selain unsur survival. Namun bukan merupakan masalah yang berarti.

4 comments:

  1. setuju banget, film ini seperti one-man show nya Brad Pitt. Sebenernya masi banyak pertanyaan mengenai karakter dia deh, mungkin makanya karakternya di jadi kesannya kurang humanis. Hahaha that pepsi scene! Iklan banget ngga sih? now we know the sponsor!
    Best scene itu menurut gw pas the scientist, Fassbach, mengumpamakan alam sebagai serial killer, i just think that idea was intriguing and outrageous!

    ReplyDelete
    Replies
    1. karakternya Brad Pitt di film ini terlalu sempurna, kayak ada celanya. Terus juga emosi dia juga kurang digali jadinya terkesan kurang manusia.
      Hahaha, abisnya scene pepsi itu lucu. Sempet-sempetnya minum pepsi dulu, haha.

      Delete
  2. komikal banget ya karakter brad pitt disini.
    kunjungin juga blog ane http://akbreview.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah gan! Link agan juga udah gue pasang, hehe.

      Delete