15 June 2013

Review: Man of Steel (2013)


United States | Action & Adventure, Sci-Fi & Fantasy | PG-13 | Directed by: Zack Snyder | Based on: Superman by Jerry Siegel, Joe Shuster | Written by: David S. Goyer, Christopher Nolan | Cast: Henry Cavill, Amy Adams, Michael Shannon, Diane Lane, Kevin Costner, Laurence Fishburne, Antje Traue, Ayelet Zurer, Russell Crowe | English | Run time: 143 minutes |

Plot:
Kal-El (Henry Cavill), seorang alien yang datang ke bumi dari planet Krypton yang telah hancur. Beridentitas sebagai Clark Kent, pemuda nomaden asal Kansas, ia harus menentukan takdirnya dan makna di balik keberadaannya. Di saat bersamaan ancaman datang dari planet asalnya.

Review:
Siapa yang tidak kenal Superman, dengan kostum biru dan kain merah yang berkibar di pundaknya ketika ia menembus langit kota Metropolis? Atau mungkin lebih mengenalnya sebagai superhero yang memiliki kekuatan layaknya baja, pendengaran super, penglihatan x-ray, dan infra-red vision? Apa pun itu, dia adalah Superman, pahlawan super yang berasal dari planet Krypton, yang menyamar sebagai manusia dengan identitas bernama Clark Kent. Ia dibesarkan oleh sepasang suami-istri bernama Jonathan dan Martha di sebuah ladang yang terletak di Kansas. Bisa dikatakan Superman adalah salah satu tokoh komik paling terkenal di muka bumi ini. Sejak kemunculan komiknya di tahun 1938, ia telah menjadi idola segenap kalangan masyarakat dunia, menginspirasi sejumlah generasi setelahnya tentang nilai-nilai kebaikan umat manusia. Sebuah pencapaian yang rasanya sulit disamai oleh tokoh superhero lainnya.

Gue memang bukanlah pembaca setia komiknya. Meskipun begitu Superman adalah tokoh superhero yang mungkin paling pertama gue kenal sejak kecil, selain Batman, sepertinya. Selain itu gue merasa ada sebuah ketertarikan besar terhadap tokoh yang satu ini. Di pandangan gue, Superman adalah sebuah sosok yang memiliki kekuatan yang sangat besar, kekuatan yang sesungguhnya dapat ia gunakan untuk membasmi manusia yang lemah dan rusak ini. Kita layaknya sekumpulan semut dibandingkan kekuatannya. Namun dengan hati tulus yang dimilikinya, ia tidak "menginjak" kita, ia membimbing manusia, help us to accomplish wonders ibarat kata. Kabar reboot film Superman merupakan hal yang selalu gue perhatikan beberapa bulan kebelakangan. Hadirnya Christopher Nolan dan David S. Goyer yang sukses menghidupkan kembali kisah Batman menjadi suatu angin segar bagi film berjudul Man of Steel ini. Pilihan Zack Snyder (300, 2007) di bangku sutradara merupakan sesuatu hal yang menarik, suatu beban besar harus dipangku oleh sosok sutradara yang terkenal akan daya imajinasinya tersebut. Bergabungnya mereka di film ini membuat gue sangat menanti kehadiran Man of Steel. Gue masih ingat ucapan ketika gue menonton trailer film ini: in Nolan we trust, in Snyder we put our hopes.


Man of Steel mengkisahkan tentang awal mula lahirnya Kal-El, putra dari Jor-El (Russel Crowe) dengan Lara Lor-Van (Ayelet Zurer), dan bagaimana ia menjadi simbol harapan bagi umat manusia. Ia dikirim ke bumi sebagai harapan terakhir planet Krypton yang diambang kehancuran. Pada saat itu, General Zod (Michael Shannon) berencana untuk melakukan kudeta untuk menyelamatkan planetnya. Ia pun gagal dan dipenjara di Phantom Zone. Sesaat sebelum dipenjara, General Zod bersumpah bahwa ia akan menemukan Kal-El dan akan membangun kembali Krypton di planet lain. Kal-El disisi lain mendarat di Bumi dengan selamat. Ia kemudian ditemukan dan diasuh oleh Jonathan Kent (Kevin Costner) dan Martha Kent (Diane Lane), dibesarkan di ladang pertanian di Kansas dengan nama Clark Kent.

Dengan bimbingan Jonathan dan Martha, ia belajar untuk mengendalikan kekuatannya. Ia berjuang untuk memahami peranan yang harus dipikulnya dan perbedaan yang ada antara dia dengan manusia. Hingga suatu hari ia menemukan kapal dari planet Krypton yang terkubur di bumi selama ribuan tahun. Dalam penemuannya ia tanpa sengaja bertemu dengan Lois Lane (Amy Adams), wartawan Daily Planet. Penemuan kapal tersebut memungkinkan Clark untuk berkomunikasi dengan bayangan ayahnya, Jor-El. Di saat itu Clark mulai mengerti asal usul dan peranan yang harus ia pikul. Sayangnya dengan penemuan kapal tersebut, General Zod yang telah terbebas dari Phantom Zone dapat menemukan keberadaan Clark. Zod kemudian berencana untuk mewujudkan sumpah yang telah lama ia ingin wujudkan.


Sebagai film reboot, Man of Steel dapat dikatakan cukup berhasil. Dengan cerita dari Nolan dan Goyer, backstory dari Superman mampu diceritakan dengan apik. Penekanan pada unsur manusia di Superman ditulis secara sesuai sehingga mampu memberikan pondasi yang cukup kuat bagi pengembangan cerita di film-film berikutnya. Eksekusi dari Snyder bisa dibilang mumpuni dengan pendekatannya ke arah tontonan penuh aksi dan adegan yang memacu jantung. Sinematografi dari Amir Mokri juga membantu film ini terpahat dengan pengambilan gambar cantik yang sarat unsur puisi. Ditambah lagi dengan scoring dari Hans Zimmer yang mampu membuat Man of Steel terasa semakin dramatis dan spektakuler. 

Sayangnya film ini tidak terasa begitu sempurna akibat dari pace dan harmonisasi film yang kurang menyatu. Film ini ibaratnya memiliki dua ekstrim, yakni unsur dramatis dan spektakuler. Jika berdiri masing-masing, kedua unsur tersebut dapat dikatakan sangat baik. Di unsur dramatis kita mendapatkan penggambaran tokoh Superman yang mencari makna keberadaannya dipoles secara mulus sehingga mampu membuat gue merinding melihatnya. Di unsur spektakuler kita disuguhkan sajian yang, hmmm, sangat spektakuler. Bagaimana penggambaran kehancuran planet Krypton, pertarungan dengan Faora (Antje Traue), tangan kanan General Zod, atau baku hantam antara Superman dengan General Zod yang begitu seru dan sayang untuk dilewatkan. Namun ketika dua hal tersebut digabungkan, gue merasa adanya ketidakseimbangan yang menyebabkan pengalaman menonton film ini kurang mulus. 


Meski film ini, dapat dikatakan, tidak begitu diidolakan kritikus dan berjalan secara kurang mulus, Man of Steel bagi gue adalah sebuah film yang amat dibutuhkan tokoh Superman. Film ini berhasil merombak unsur-unsur yang ada di film terdahulunya dan memperkenalkan unsur baru yang segar. Di film ini Superman menjadi sebuah tokoh yang modern, humanis, dan luar biasa. Tokoh yang pasti gue nantikan di film selanjutnya.

Best Scene:
Tiap scene yang terdapat Jonathan Kent bagi gue adalah best scene film ini. Kehadirannya mampu memperdalam emosi yang ada dan memperkuat cerita. Ucapan-ucapan yang ia berikan kepada Clark muda merupakan jiwa film ini, kutipan yang pastinya terngiang di kepala gue. Selain itu, scene dimana Superman berulang kali menghantam General Zod di udara merupakan scene yang jangan sampai terlewat.


Jadinya?
In time, you will help them accomplish wonders. Man of Steel merupakan film yang memberikan pengalaman menonton yang cukup. Diisi dengan cerita yang kaya dan adegan penuh aksi, sayangnya eksekusinya tidak semulus yang gue inginkan. Meskipun begitu, film ini penting bagi tokoh Superman karena berhasil memberikan backstory movie yang apik, pondasi kuat untuk menghasilkan keajaiban yang dapat kita nantikan di film selanjutnya.

1 comment:

  1. Di produksi oleh Chris. Nolan + naskah David S. Goyer, harusnya film ini bs menjadi film yg sempurna, alhasil menurut saya msh bnyk kekurangan dibalik kehebatannya (khususnya CGInya). Salah satu kekurangan terbesar film ini (menurut saya) adalah karakter sang villain yg sangat-tidak-mengintimidasi dlm segala tindakannya, tidak sprt Joker/Bane di The Dark Knight/Rises, dimana sang pahlawan benar-benar merasa terancam dlm b'bagai hal, emosi kita pun sbg penonton bnr2 naik-turun sepanjang film + garapan naskah yg hbt dr David. Hal utama yg membuat saya menghargai Man of Steel adalah karakter yg dimainkan oleh Kevin Costner & Diane Lane sbg ortu Superman di Bumi, bgt emosial & natural (aspek terpenting), + si cantik Amy Adams. Bagian lain yg menarik perhatian sy adalah scene swkt di Planet Krypton, begitu hebat, keahlian visualisasi Snyder. Untuk villain yg dihadapi, sy jauh lebih "takut" trhdp Faora-Ul yg dimainkan oleh Antje Traue, villain sekaligus karakter yg ckp kuat & b'pengaruh spnjng film. Snyder bicara mengenai pengaruh Nolan yg terlalu kuat swkt penggarapan film, mungkin membuatnya tdk dpt mengeluarkan slrh kemampuannya dlm men-directing film ini. Smg sj sequelnya nanti, dpt lbh dewasa & hebat dibanding yg pertama. (Zack Snyder! You know what I mean! 300, Dawn of the Dead & Sucker Punch, what a great director!)

    ReplyDelete