9 April 2015

Review: A Girl Walks Home Alone at Night (2014)


United States | Romance, Horror | Unrated | Directed by: Ana Lily Amirpour | Based on: A Girl Walks Home Alone at Night (short) by Ana Lily Amirpour | Written by: Ana Lily Amirpour | Cast: Sheila Vand, Arash Marandi, Marshall Manesh, Dominic Rains | Farsi | Run time: 100 minutes

Sinopsis:
Seorang vampire perempuan mengarungi gelapnya malam kota Bad City, sebuah ghost town yang ramai akan bahaya.

Review:
Baru beberapa hari yang lalu gue menulis tentang film Appropriate Behavior. Film yang ditulis, disutradarai, dan diperankan oleh perempuan Amerika Serikat keturunan Iran Desiree Akhavan. Meski secara genre sangat berbeda, A Girl Walks Home Alone at Night memiliki sedikit kesamaan dengan film tersebut, yakni sama-sama ditulis dan disutradarai oleh perempuan Amerika Serikat keturunan Iran. Ana Lily Amirpour adalah nama perempuan yang sedang kita bahas. Sosok yang menyenangkan dan terbuka. Kreatif dan memiliki ide-ide liar. Sesosok yang ketika ditanya tentang apa filmnya ini dijawabnya sebagai a huge turn on bagi dirinya. Pertanyaan yang dijawab dengan santai dan jenaka sembari memberikan gestur tangan yang tidak bisa gue jelaskan dengan kata-kata. 

The Girl (Sheila Vand) adalah seorang perempuan cantik yang sering mengarungi gelapnya malam kota Bad City. Kota yang sesuai namanya merupakan kota yang buruk dan berbahaya. Kota yang memiliki kubangan yang penuh dengan mayat. Sebuah kota dimana aktivitas membuang mayat di kubangan tersebut merupakan sebuah pemandangan yang lazim. The Girl tidak seperti perempuan umumnya. Dia merupakan vampir yang mengarungi malam untuk mencari mangsa. Selain itu ada Arash (Arash Marandi), seorang pemuda rupawan dengan ekonomi pas-pasan yang memiliki seorang ayah bernama Hossein (Marshall Manesh) yang merupakan seorang pencandu narkoba. Narkoba tersebut disuplai oleh Saeed (Dominic Rains), pengedar narkoba dan germo yang berbahaya. Ada juga Atti (Mozhan Marnò), pelacur yang sudah tidak lagi muda dan sedang merana.


Genre film vampire sudah sering diangkat ke layar lebar. Dari mulai film vampire klasik seperi Bram Stoker's Dracula (Francis Ford Coppola, 1992) hingga komedi mockumentary ala What We Do In The Shadows (Taika Waititi dan Jemaine Clement, 2014). Dari mulai adaptasi novel young adult seperti Twilight Saga hingga film super stylish seperti Only Lovers Left Alive (Jim Jarmusch, 2014). Hampir semua genre telah dikombinasikan dengan unsur vampire. Hanya saja belum ada yang terlihat seperti A Girl Walks Home Alone at Night. Film ini adalah kombinasi yang lain daripada yang lain. Kalimat yang mampu menggambarkan film ini adalah film horror romance dengan percampuran budaya Iran dan vampire yang kemudian dibalut dengan rasa spaghetti western. Sebuah film unik yang terlihat dan terdengar seperti film Iran namun memiliki rasa Amerika yang kental. A Girl Walks Home Alone at Night merupakan perpaduan liar dari kedua unsur tersebut. Sebuah visi yang berhasil diciptakan dan disajikan dengan cermat oleh Amirpour.

Bintang film ini adalah Sheila Vand, pemeran tokoh The Girl. Perempuan keturunan Iran ini mampu memberikan sebuah penampilan yang tepat untuk sebuah karakter yang ikonik. Meski karakter The Girl cukup sunyi atau minim dialog. Sheila Vand yang terkadang terlihat seperti Eva Green versi Persia ini dengan gerak-gerik halus, ekspresi wajah, dan kesenduan matanya mampu memancarkan aura kesepian yang dimiliki oleh The Girl. Sheila Vand juga mampu memberikan aura mistis namun menarik hati. Ia mampu menyeimbangkan sisi sendu yang dimiliki oleh The Girl dengan sisi seram vampire yang dari waktu ke waktu ditampilkannya.


Film ini memiliki tempo yang pelan. Mungkin terlalu pelan untuk beberapa orang. Namun jika boleh membela memang tidak terlalu banyak hal yang terjadi di film ini. Tempo film ini berbeda dengan tempo trailernya yang cukup upbeat. Film ini memiliki visual yang manis. Film hitam putih dengan hiasan gambar-gambar cantik hasil pekerjaan sinematografer Lyle Vincent. Atmosfir film ini juga merupakan hal yang harus dipuji. Film ini memiliki suasana yang berpindah-pindah dari sendu senyap ke arah horror. Hal tersebut menyebabkan film ini tidak bisa ditebak, mampu membuat mata gue terpaku di layar sembari bertanya-tanya apa yang akan disajikan selanjutnya. Atmosfir yang diciptakan juga sangat dibantu dengan pemilihan musik yang tepat. Seperti Quentin Tarantino, Ana Lily Amirpour tahu betul lagu yang tepat untuk filmnya. Lagu yang digunakan adalah gabungan antara folk song Farsi (kayaknya) dengan lagu-lagu cowboy. Amirpour juga tidak lupa menambahkan lagu kekinian seperti lagu dari band Inggris White Lies yang digunakannya secara tepat di salah satu adegan film ini. Alhasil menciptakan momen-momen magis yang menambahkan keindahan film ini.

A Girl Walks Home Alone at Night adalah film yang tidak ada duanya. Mampu menjadi sesuatu yang unik di tengah-tengah genre yang sudah mulai ramai. Sebuah perpaduan yang aneh namun berhasil dieksekusi dengan cantik dan menarik oleh sutradara muda Ana Lily Amirpour. Memiliki tempo yang cenderung pelan namun hal tersebut disubtitusi dengan sebuah atmosfir cantik yang mampu memberikan momen-momen magis. A Girl Walks Home Alone at Night adalah sebuah film yang tepat ditonton di tengah malam. Dengan momentum yang tepat film ini bisa jadi menjadi sebuah cult film

Best Scene:
Selain momen magis dengan iringan lagu White Lies yang gue maksud di atas, adegan terbaik film ini adalah ketika The Girl "mengganggu" seorang anak kecil yang diperankan oleh Milad Eghbali. Dengan aura ke-vampire-annya yang seram ia memperingatkan anak tersebut untuk selalu menjadi good boy. Kemudian adegan ini ditutup dengan The Girl yang merupakan seorang vampire naik skateboard menuruni sebuah jalanan. So cool.


Kesimpulan:
A Girl Walks Home Alone at Night adalah sebuah perpaduan yang aneh namun berhasil untuk diwujudkan. Sebuah perpaduan unik budaya Iran dengan vampire yang kemudian dibalut dengan rasa spaghetti western. Film yang memiliki atmosfir dan momen-momen magis. Sebuah feature debut dari Ana Lily Amirpour yang luar biasa.


P.S. 
Dicari orang bisa tulis dan baca bahasa Farsi untuk sebuah project iseng. Kalo minat bisa tolong tulis komen di bawah ini dengan menuliskan alamat email. Nanti akan gue hubungi. Thank you.

What do you think about this movie? Share your opinion in the comment box below :D

2 comments:

  1. Ah gue udah ada film ini, tapi belum sempat nonton haha film vampire timur tengah, great idea!

    anyway, gue masukin Review Luthfi dalam the 2015 Liebster Award bersama 10 blog lainnya.
    Silakan check postnya di sini:
    https://sinekdoks.wordpress.com/2015/04/14/the-liebster-award-2015/

    Kalo ada waktu, pasti seru kalo blog ini ikutan ngramein awardnya. So, good luck!

    Cheers!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nonton deh. Kayaknya gue bakal ngefans banget sama Ana Lily Amirpour!

      Pasti akan gue ramain awardsnya. Thank you banget udah dinominasiin.

      Delete