United States | Drama | R | Directed by: Paul Thomas Anderson | Written by: Paul Thomas Anderson | Cast: Joaquin Phoenix, Philip Seymour Hoffman, Amy Adams | English | Run time: 143 minutes |
Plot:
Freddie Quell (Joaquin Phoenix) adalah veteran PD II yang mengalami post-traumatic stress disorder yang sedang menyusun kembali hidupnya pasca perang. Dengan kondisi mentalnya yang tidak stabil, membuat hidupnya menjadi tanpa tujuan dan tidak berarti. Tanpa sengaja dia bertemu dengan Lancaster Dodd (Phillip Seymour Hoffman), pemimpin ajaran filosofis The Cause yang kharismatik.
Oke, mungkin gue ceritain alurnya sebentar ya. Freddie Quell bisa dibilang pribadi yang sudah rusak, memilliki post-traumatic stress disorder, pemabuk, terobsesi dengan sex, tempramen yang tinggi, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan dirinya sendiri. Hal tersebutlah yang membuat hidupnya tidak stabil. Awalnya dia berkerja sebagai fotografer di sebuah departemen store namun akibat berkelahi dengan customer membuat dirinya dipecat. Kemudian dia bekerja sebagai petani, namun akibat dari minuman alkohol yang diraciknya (dia suka membuat minuman alkohol dari berbagai macam bahan, seperti bahan bakar torpedo, thinner, dll) seorang pekerja imigran meninggal. Dikejar-kejar akibat dari perbuatannya, Freddie kemudian melarikan diri.
Tokoh lain dari film ini adalah Lancaster Dodd. Dia merupakan pemimpin suatu ajaran filosofis yang bernama The Cause. Dia mengajarkan adanya suatu kehidupan yang dialami manusia sebelum kehidupan yang sekarang dialami, bahwa nyawa kita berpindah dari suatu wadah ke wadah lain seiring perjalanan waktu. Ajaran tersebut menyatakan bahwa kepribadian seseorang saat ini merupakan hasil dari peperangan batin dalam diri seseorang itu sendiri. Lancaster Dodd disini merupakan sesosok pemimpin kharismatik namun sepertinya memiliki suatu rahasia besar dan keraguan dalam dirinya.
Menonton The Master layaknya menjinakan naga. Dari sisi cerita, film ini mungkin sangat sulit dicerna karena banyak sekali jalan cerita yang ditampilkan dan gaya ceritanya yang lambat walaupun cukup dalam. Karena terlalu kompleksnya jalan cerita film ini, mungkin penonton dibuat bertanya-tanya ketika berakhirnya film ini (penasaran? Coba tonton dulu deh mending.) Walaupun begitu, intrik-intrik hasil interaksi tokoh Freddie Quell dan Lancaster Dodd yang dapat digambarkan secara sederhana layaknya binatang buas dan majikannya cukup mampu membuat kita ikut hanyut dalam cerita film ini.
Menonton The Master layaknya menjinakan naga. Dari sisi cerita, film ini mungkin sangat sulit dicerna karena banyak sekali jalan cerita yang ditampilkan dan gaya ceritanya yang lambat walaupun cukup dalam. Karena terlalu kompleksnya jalan cerita film ini, mungkin penonton dibuat bertanya-tanya ketika berakhirnya film ini (penasaran? Coba tonton dulu deh mending.) Walaupun begitu, intrik-intrik hasil interaksi tokoh Freddie Quell dan Lancaster Dodd yang dapat digambarkan secara sederhana layaknya binatang buas dan majikannya cukup mampu membuat kita ikut hanyut dalam cerita film ini.
Bagi penonton awam, apalagi bagi yang sulit mencerna dan menghayati jalan cerita film ini, sensasi yang paling mudah diresapi dari The Master adalah keindahan film ini. Nuansa tahun 50-an yang kental dengan warna-warna yang indah dapat ditampilkan secara apik pada tiap adegannya. Musik yang disuguhkan juga bukan main-main, alunan musik arahan Jonny Greenwood mampu menyihir kita untuk betah berlama-lama menonton film ini dan menambah keindahan film ini.
Kemudian, banyak pujian yang berikan pada departemen akting film ini. Joaquin Phoenix yang tanpa cela mampu menjelma menjadi Freddie Quell, sesosok karakter yang unik dan bisa dibilang sulit dijinakan. Torehan senyum, gerakan tangan, cara berjalan, posisi berdiri yang bungkuk dapat diperankan secara amat luar biasa oleh Phoenix sehingga membuat kita takjub akan sosok Freddie Quell yang ajaib ini. Tidak lupa kita acungkan jempol pada Philip Seymour Hoffman yang seperti biasa dapat memberikan performa terbaik dan tanpa cela. Karakter kharismatik yang dimiliki Lancaster Dodd mampu dibawa dengan baik oleh PSH, natural dan gigit banget lah pokoknya.
Best Scene:
Ketika Freddie dan Lancaster berada di kapal. Setelah menikmati minuman khusus yang dibuat oleh Freddie dari thinner, Lancaster melakukan tes yang bertujuan untuk membuat Freddie mampu menaklukan masa lalunya yang kelam.
Jadinya?
The Master mungkin hanya dapat dinikmati secara keseluruhan oleh penonton yang benar-benar serius. Sebuah film yang indah namun berat, dipenuhi karakter ajaib dan intrik yang unik, serta dibawakan secara sempurna oleh aktornya. Sebuah film yang menggambarkan betapa butuhnya manusia akan bimbingan dan rasa kepercayaan.
The Master mungkin hanya dapat dinikmati secara keseluruhan oleh penonton yang benar-benar serius. Sebuah film yang indah namun berat, dipenuhi karakter ajaib dan intrik yang unik, serta dibawakan secara sempurna oleh aktornya. Sebuah film yang menggambarkan betapa butuhnya manusia akan bimbingan dan rasa kepercayaan.
One of the most underrated movie :)
ReplyDeleteYup, The Master mungkin salah satu film terindah yang pernah gue tonton. Cerita yang kompleks dan karakter yang unik bikin lengkap pengalaman nonton film ini. :)
DeleteKasihan Amy Adams nggak menang Oscar untuk KEEMPAT KALIIIIIIIIIIIIIINYAAAAA....agak overrated si emang perannya dia di film ini...
ReplyDeletesemoga Janis Japlin bisa dinominasikan tahun depan....
Iyaaa, kasihan emang Neng Amy, tapi memang karakter dia disini underdeveloped sih jadi susah juga buat menang Oscar kemaren :)
Deleteseharusnya Joaquin phoenix yg menang oscar
ReplyDeleteSetuju. Performanya jadi Freddie disini tokcer sekali. Namun sepertinya nama besar DDL sulit dibayangi, hmmmm.
Delete