15 May 2013

Review: Upstream Color (2013)


United States | Drama, Romance, Mystery & Suspense, Sci-Fi & Fantasy | Unrated | Directed by: Shane Carruth | Written by: Shane Carruth | Cast: Shane Carruth, Amy Seimetz, Andrew Sensenig, Thiago Martins | English | Run time: 96 minutes |

Plot:
Hidup Kris (Amy Siemetz) dan Jeff (Shane Carruth) dipertemukan oleh kejadian yang merupakan bentuk dari suatu siklus kehidupan.

Review:
Kehidupan Kris runtuh ketika dia dibius oleh seorang pencuri. Dengan obat yang digunakan, pencuri tersebut mampu memanipulasi tindakan Kris yang dimanfaatkan untuk menguras habis kekayaannya. Ketika tersadar, Kris menyadari bahwa cukup lama ia berada dibawah pengaruh penjahat tersebut. Hidupnya hancur seketika, dengan sekejap Kris kehilangan harta dan pekerjaannya. Hal ini benar-benar mengubah hidup Kris. Tidak hanya itu, tanpa ia ketahui, ada sesuatu dalam dirinya yang ikut berubah. Suatu perubahan yang merupakan bagian dari siklus kehidupan yang telah berjalan lama.

Saat menyusun kembali hidupnya, Kris bertemu dengan Jeff. Pertemuan mereka layaknya didorong oleh sebuah kekuatan terselubung yang nyata. Baik Kris dan Jeff menyadari bahwa kehidupan mereka sedang dalam keadaan kacau dan kemudian mereka mencoba menyusun ulang hidupnya bersama. Disaat itulah identitas dan masa lalu mereka menguap menjadi suatu ilusi semata. Hidup mereka seolah diatur dan dipengaruhi oleh serangkaian tindakan organisme lain.


Upstream Color bukanlah sebuah film yang gampang untuk diceritakan. Film ini memiliki struktur narasi yang unik dan berbeda, diwarnai oleh konsep yang harus dilihat, dirasa, dan dimengerti oleh diri sendiri. Hal ini memang tidak mengejutkan karena film ini digarap oleh Shane Carruth, sosok yang bertanggung jawab atas lahirnya Primer (2004), sebuah film yang telah memperoleh cult status dan bintang pada Sundance 2004 silam. Perlu gue tekankan dari awal bahwa film ini bukanlah film yang biasa kita tonton. Upstream Color adalah sesuatu yang berbeda, ia layaknya sebuah ekspresi tentang ide yang abstrak namun terstruktur dengan rapi. Suatu presentasi yang manis atas ide yang dimiliki oleh Carruth.

Tidak hanya itu, film ini dibuat dengan sentuhan teknis yang berseni. Gerakan kamera yang rumit namun mampu memberikan penekanan terhadap emosi dan tingkah masing-masing tokoh disajikan secara penuh di film ini. Hal tersebut dapat membuat kita makin hanyut dan menambah ketegangan dalam menikmati suatu abstraksi yang ingin disampaikan Carruth. Dengan harmoni suara dan bunyian monoton, Upstream Color mampu disulap menjadi suatu tampilan cantik dan menggugah. Keindahan tata suara tersebut terasa tepat diterapkan, bunyi-bunyian monoton yang diramu menjadi sebuah alunan techno yang menarik tersebut menambah sisi keindahan dan misteriusan film ini. Segi editing film ini juga terbilang menarik. Carruth yang juga berperan sebagai editor film ini terlihat ingin menyampaikan suatu pesan. Dengan penyuntingan yang dilakukan, Carruth seolah secara sekaligus hendak menonjolkan dan menyembunyikan detail-detail kecil yang harus kita mengerti di Upstream Color. Dengan penyuntingannya tersebut, Carruth benar-benar ingin mengajak kita untuk fokus mencerna semua detail yang ada.


Satu pesan dari gue untuk menonton film ini adalah persiapkanlah mood baik dan motivasi mantap. Tanpa kedua hal tersebut sepertinya tak mungkin dapat menyelesaikan film ini atau menyelesaikannya dengan raut bingung penuh tanda tanya. Film ini perlu perlakuan khusus, Upstream Color harus ditonton dengan fokus tinggi dan rasa penasaran yang selalu haus. Memang sulit rasanya mencerna segala aspek film ini dengan sekali tonton. Kita akan merasakan suatu perasaan kewalahan dalam menerima konsep yang disampaikan oleh Carruth. Oleh karena itu, Upstream Color ada baiknya ditonton berulang-ulang bagi yang masih penasaran dan belum mendapatkan gambaran penuh film ini (atau kalo mager nonton lagi bisa mencari forum diskusi tentang film ini kok).

Akhir kata, Upstream Color dapat dijadikan suatu contoh yang baik untuk menggambarkan teknik penyampaian cerita yang apik. Ditangan Carruth, sebuah konsep abstrak mampu dijadikan tontonan yang thought provoking dan indah sekaligus. Sebuah eksperimen yang mampu memberikan pengalaman sinema yang berbeda.

Best Scene:
*Spoiler* Di saat identitas dan masa lalu mereka menguap menjadi ilusi. Sebuah tanda tanya besar diberikan oleh Carruth untuk kita pecahkan.


Jadinya?
Upstream Color merupakan contoh penyampaian cerita yang apik. Bagaimana sebuah konsep abstrak mampu disihir menjadi tontonan yang indah dan bermakna. Disarankan bagi yang memiliki rasa penasaran tinggi dan memiliki motivasi sekuat baja. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan film ini lebih baik dicari sendiri. Upstream Color merupakan sebuah enigma yang terbuka untuk interpretasi siapapun. 

2 comments:

  1. Ini film kereeeeen :')
    Carruth ga hanya bikin film, dia bikin teori pseudosains! Keren!

    ReplyDelete