11 May 2013

Review: Side Effects (2013)


United States | Drama, Mystery & Suspense | R | Directed by: Steven Soderbergh | Written by: Scott Z. Burns | Cast: Jude LawRooney MaraCatherine Zeta-JonesChanning Tatum | English | Run time: 106 minutes |

Plot:
Emily Taylor (Rooney Mara) kembali mengalami serangan depresi setelah suaminya, Martin Taylor (Channing Tatum), bebas dari penjara. Dia kemudian menerima pengobatan dari psikiater bernama Dr. Jonathan Banks (Jude Law), namun pengobatan tersebut memiliki efek samping yang tidak terduga.

Review:
Kehidupan nyaman Emily sirna setelah suaminya dihukum akibat melakukan insider trading. Setelah kejadian itu dia mengalami depresi berat yang mengganggu kehidupannya. Untuk mengobatinya Emily berkunjung ke seorang psikiater yang bernama Dr. Victoria Siebert (Catherine Zeta-Jones). Semenjak saat itu, Emily hidup sendiri mencoba menyusun kembali hidupnya selagi menunggu masa hukuman suaminya habis.

Sudah lama serangan depresi tidak menghampiri Emily namun semuanya berubah setelah suaminya bebas. Serangan depresi yang dialami Emily kembali dan semakin parah. Dia sempat tanpa sadar mencoba bunuh diri dengan cara menabrakkan mobilnya ke tembok. Seolah-olah pikiran Emily diselubungi kabut kelam yang mengaburkan kesadaran dirinya. Percobaan bunuh diri ini berujung pada bertemunya Emily dengan Dr. Jonathan Banks, seorang psikiater yang menangani kasusnya. Setelah kejadian itu Emily rutin melakukan terapi dengan Dr. Banks dan dengan cepat ia merasa terikat dengannya. Hanya saja pengobatan yang diberi Dr. Banks diduga memiliki efek samping yang memicu Emily melakukan hal yang tidak terpikirkan sebelumnya.


Side Effects merupakan karya terbaru dari sutradara kawakan Steven Soderbergh (Contagion, 2011). Mirip dengan Contagion, Side Effects mengangkat tema industri farmasi, lebih spesiknya mengenai ketergantungan masyarakat modern untuk mengkonsumsi obat antidepresan. Setidaknya hal itu lah yang kita lihat di paruh awal film ini. Kita akan melihat bagaimana kondisi masyarakat modern yang mewajarkan penggunaan obat-obatan dan bagaimana psikiater, layaknya Dr. Banks dan Dr. Siebert, memberikan lipservice atas pengobatan eksperimen kepada pasiennya. Bagaimana dengan paruh kedua film ini? Side Effects seolah-olah berbelok ke arah lain dan menampilkan hal berbeda kepada penonton. Sesungguhnya masih berkaitan dengan tema sebelumnya namun pada paruh keduanya film ini lebih menonjolkan sisi balas dendam yang penuh intrik dan tipu daya.  


Secara keseluruhan Side Effects memiliki plot yang memadahi. Skrip yang ditulis oleh Scott Z. Burns dapat dikatakan tajam, selain mengangkat tema industri farmasi film ini diisi dengan konflik efektif dan tensi yang meningkat. Tokoh-tokoh dalam film ini meski tidak likeable, setidaknya mampu diperankan baik oleh para pemerannya. Hal itu membuat tokoh-tokoh di film ini terasa lebih manusia dalam artian yang kompleks. Bagi gue tokoh di film ini dipenuhi oleh warna abu-abu, tidak semudah menentukan tokoh hitam dan tokoh putih. 

Gue cendrung suka dengan cara film ini mengalihkan fokus dan simpati penonton. Sejak awal film kita diajak melihat pembangunan tensi yang Soderbergh lakukan dengan perlahan tetapi tepat di pertengahan fokus film ini berubah. Semua pertanyaan yang belum terjawab kemudian diganti dengan dugaan dan misteri baru yang harus kita pecahkan. Simpati penonton pun ikut berubah. Pada awalnya mungkin kita mencoba memberi simpati pada tokoh Emily yang terlihat seperti burung terluka, rapuh dan perlu pertolongan. Kemudian simpati kita berikan kepada Dr. Banks yang hendak membongkar seluruh misteri dan melaksanakan balas dendam berdasarkan justifikasi miliknya.

Best Scene:
Saat di mana fokus film ini berubah. Sesungguhnya kejadian di scene mudah ditebak namun tetap mampu memberikan shock factor ke penonton. Sedikit seperti Psycho (1960), *spoiler* pas dibagian salah satu tokoh utamanya mati di pertengahan film.


Jadinya?
Side Effects menjanjikan sebuah misteri dengan memperlihatkan sekilas bahaya dunia yang mewajarkan penggunaan obat secara berlebihan. Meski tidak se-thrilling yang diinginkan, film ini dipenuhi dengan tokoh abu-abu sehingga cukup menarik untuk ditonton. 

3 comments:

  1. Udah download jg nih pi, blm sempet ditonton tapi haha gara2 denger filmnya gak bagus2 amet ditunda dulu deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga se-wah kata RT si kak tapi seengganya bisa ketonton, hehehe.

      Delete
  2. Sebenarnya Film ini menjelaskan tentang praktek Insider Trading(Praktek Ilegal dalam dunia Saham, dan Bursa bagi para trader pasti ngerti ttg hal ini) dari sisi yang berbeda dalam hal ini dunia farmasi dan menyinggung efek sisi pshyco,sesuatu yang berbeda dari praktek Insider pada umumnya.

    ReplyDelete