27 May 2015

Review: It Follows (2015)


United States | Horror | R | Directed by: David Robert Mitchell | Written by: David Robert Mitchell | Cast: Maika Monroe, Keir Gilchrist, Daniel Zovatto, Jake Weary, Olivia Luccardi, Lili Sepe | English | Run time: 100 minutes

Sinopsis:
Setelah berhubungan seks, seorang remaja perempuan dikejar oleh sesosok misterius yang berjalan pelan tanpa lelah untuk membunuhnya.

Review:
Ingat, ingat, dan ingat jika ingin hepsek lakukanlah dengan aman. Gunakanlah pengaman sekalipun kepepet. Pastikan itu konsensual dan kenali pasangan anda. Intinya janganlah ceroboh. Karena jika ceroboh mungkin kita dapat mengalami hal yang tidak-tidak. Ibaratnya setelah gelap terbitlah terang; setelah ewa-ewi sembarangan terbitlah sexually transmitted diseases (STDs) atau disebut juga penyakit kelamin. STDs sebenarnya merupakan masalah serius, namun dibandingkan dengan yang dialami oleh tokoh utama film ini rasanya biasa saja. Justru penerima STDs tersebut terbilang cukup beruntung. Sial juga sih tapi tetap beruntung.

Jay (Maika Monroe) adalah your ordinary American girl. Seorang gadis yang cantik, muda, punya banyak teman, dan hidup di daerah suburban Amerika yang khas. Suatu malam Jay memiliki kencan dan dengan mereka pun ewa-ewi cihuy. Sedikit Jay ketahui bahwa hubungan seks yang mereka berdua lakukan tersebut adalah suatu cara memindahkan bala dari teman kencannya, Hugh (Jake Weary), kepada Jay. Kini Jay sebagai penerima bala akan selalu diikuti oleh sesosok misterius. Sesosok yang hanya dapat dilihat oleh Jay, selalu berubah bentuk kayak Mystique. Muncul di saat yang tidak diduga kayak cinta dan ada di tempat yang tidak tepat kayak cinta. Sosok yang berjalan pelan menuju Jay, alon-alon asal kelakon untuk membunuh Jay. Amsyong dah Mbak Jay ini.


Cara untuk menghilangkan bala tersebut adalah dengan berhubungan badan dengan orang lain. Namun bala tersebut tidak langsung hilang untuk selamanya. Orang yang menerima bala tersebut harus memindahkannya ke orang lain, dan orang lain tersebut memindahkannya lagi, terus menerus memperpanjang mata rantai. Jika ada mata rantai yang gagal memindahkan karena keburu "terkejar" sosok misterius tersebut maka sosok itu akan kembali mengejar mata rantai sebelumnya, terus menerus hingga mata rantai yang pertama. Untuk menghilangkan bala tersebut dan menghentikan semua ini, Jay meminta bantuan dari teman-temannya: Yara (Olivia Luccardi), Paul (Keir Gilchrist)Greg (Daniel Zovatto), dan adiknya Jay yang bernama Kelly (Lili Sepe).

Tahun 2014 silam kita memiliki film indie asal Australia berjudul The Babadook (Jeniffer Kent) sebagai fenomena film horor yang datang entah dari mana dan berhasil mendapatkan banjir tanggapan positif dari kritikus. Di tahun ini, fenomena yang hampir sama dialami oleh It Follows. Film indie asal Amerika Serikat ini ditulis dan disutradarai oleh David Robert Mitchell. Film ini menjadi film feature keduanya setelah The Myth of The American Sleepover, film coming-of-age yang sedari dulu pengin saya tonton tapi belum kesampaian. It Follows terlihat berbeda dari film horor sejenis. Mungkin inilah asal muasal kritikus memberikan banjir tanggapan positif pada film ini. Film yang pertama kali diputar di Cannes Film Festival 2014 ini merupakan film horor modern yang meminjam gaya dari film horor klasik. Terinspirasi dari dedengkot film horor klasik Amerika yaitu George Romero dan John Carpenter.

"When you say it out loud, it sounds like the worst thing ever," ucap David Robert Mitchell ketika menjelaskan secara garis besar cerita film ini. Jujur saja konsep cerita yang diangkat film ini memang aneh. Cerita It Follows berkisar tentang remaja yang melakukan hubungan seks. Kemudian ditambah sebuah twist yakni hubungan seks yang membawa kutukan. Kutukan yang dibayar nyawa. Ide cerita tersebut entah mengapa, mungkin saja sudah, belum diangkat menjadi film horor lokal. Meskipun begitu hasil akhir film ini jauh dari kata bodoh. Malah terlihat unik dan menarik. Sebuah sentuhan baru di genre horor yang makin lama makin monoton ini.


It Follows memiliki tempo yang pelan. Sepelan tokoh misterius yang berjalan dengan pasti dan tanpa lelah menuju Jay. Film ini tidak mengandalkan jump scare atau cara-cara mengejutkan lainnya untuk menakuti penonton. Sumber keseraman film ini dibangun perlahan. Memanfaatkan mood dan ambience untuk membuat bulu kuduk bergidik. Film ini lebih memainkan sisi psikologis. Kita diajak untuk ikut paranoid bersama tokoh Jay. Kita akan ikut merasa resah memperhatikan keadaan sekitar, memantau layar dan menduga-duga kapan kemunculan sosok misterius tersebut. Was-was sepanjang film.

Kalau film horor dinilai dari kadar keseramannya saja, It Follows cendrung biasa saja. Cukup seram tapi tidak cukup untuk membuat tutup mata sepanjang film lalu tidur dengan lampu menyala. Film horor yang satu ini dibuat secara cermat. Memiliki pengambilan gambar yang cukup mumpuni dan scoring luar biasa dari Disasterpeace. Sumpah, scoring film ini menurut saya bagus, terdengar lawas namun dipadukan dengan suara synthesizer yang khas. Alhasil menjadikan scoring film ini instant classic bagi saya. Film ini juga memantapkan Maika Monroe yang sebelumya bermain film genre bender berjudul The Guest (Adam Wingard, 2014), sebagai seorang Scream Queen. Akhir kata, If you see somebody walking slowly towards you, move your ass and run!

Best Scene:
Adegan terbaik menurut saya adalah ketika Jay pertama kali menyadari dirinya dikejar. Siang-siang bolong ada nenek-nenek dengan tatapan kosong berjalan menuju Jay. Misterius bikin takut. Kalau dipikir-pikir nenek-nenek itu jalan mulu tanpa lelah, pasti dia adalah produk berhasil dari program seribu langkah Anlene. Canda. Tapi adegan ini benaran nakutin kok. 


Kesimpulan:
This thing, it's going to follow you.


It Follows merupakan pepaduan film horor klasik dan modern. Sebuah film yang well crafted. Secara visual mumpuni dan audial luar biasa dengan scoring apik dari Disastepeace. Cenderung pelan dan tidak mengandalkan jump scare layaknya film horor yang lain. Film ini mengandalkan mood dan ambience untuk menakuti penonton. Membuat paranoid dan was-was. Film yang memantapkan Maika Monroe sebagai Scream Queen Hollywood.



P.S. Ternyata Maika Monroe seumuran sama gue. Dia dah jadi Scream Queen Hollywood, lah eug apaan, Just a speck of dust within a galaxy

What do you think about this movie? Share your opinion in the comment box below :D

4 comments:

  1. Setelah gw nonton film ini, sumpah gw ga ngerti endingnya. Maksud endingnya apa sih bro? Hahahaa
    Menurut gw, hantunya mantan pegawai MLM bro, rekrut downline yg banyak biar amaaan. Sekian

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setangkep gue ya, begitu sekali diikutin maka lo akan selalu diikutin, ga akan lepas. Coba perhatiin pas mereka berdua jalan ada sosok di belakang yang ngikutin. Wkwkwk, kepikiran aja dah lo pegawai mlm. Udah dapet kapal pesiar dah tuh hantu.

      Delete
  2. Best scene nya sih pas adegan di si Jay ketakutan di dalem kamar sama Paul ama adiknya. Ada pintu diketuk ternyata Yara, eh tiba-tiba gilak ga disangka ada penampakan tinggi banget masuk..... asli langsung njerit. Padahal nontonnya udah rame-rame. :|

    ReplyDelete
    Replies
    1. ah iya itu adegan emang ngagetin banget. Tapi sayang adegan itu udah dikasih liat di trailer jadi efeknya udah ga sewow yang seharusnya, hehehe

      Delete