6 July 2013

Review: Spring Breakers (2013)


United States | Drama, Action & Adventure, Comedy | R | Directed by: Harmony Korine | Written by: Harmony Korine | Cast: James FrancoSelena GomezVanessa HudgensAshley BensonRachel KorineGucci Mane | English | Run time: 94 minutes |

Plot:
Empat gadis cantik ingin menghabiskan liburan spring break mereka dengan cara-cara gila. Sebuah pengalaman yang erat kaitannya dengan bikini, narkotika, alkohol, senjata api, dan seks.

Review:
Mungkin setelah menonton trailer film ini sebagian dari kita akan menyimpulkan Spring Breakers adalah sebuah tontonan liar yang penuh dengan unsur narkotika, alkohol, senjata api, seks, dan lain sebagainya. Dengan menggandeng dua bekas bintang Disney, film yang bisa dibilang cukup vulgar ini sudah pasti mengundang perhatian umum. Kontroversi merupakan kata yang selalu berdampingan dengan film ini. Secara sekilas Spring Breakers memang seperti itu. Namun jika kita bisa melihat lebih dalam, film ini sesungguhnya menawarkan sesuatu yang lebih. Di mata gue Spring Breakers merupakan upaya sutradara Harmony Korine (Gummo, 1997) dalam menyampaikan sebuah romantisme masa muda. Bagaimana kaum muda mengekspresikan kebebasan dengan segala cara yang ada setelah sebelumnya terkurung dalam kehidupan membosankan dan yang paling penting adalah proses pendewasaan yang mereka alami.

Spring Breakers bercerita tentang empat gadis muda yang bernama Faith (Selena Gomez), Candy (Vanessa Hudgens), Brit (Ashley Benson), dan Cotty (Rachel Korine). Mereka telah bersahabat sejak lama. Demi menyambut spring break, mereka merencanakan untuk pergi dari kampus menuju Florida untuk liburan bersama. Liburan tersebut bukanlah sembarang liburan. Pesta hedonistik liar saling mereka datangi. Bersama-sama pemuda-pemudi lain mereka mengeksplorasi kebebasan sesaat yang dimiliki. Kokain, bergalon-galon bir, bong, dan benda semacamnya adalah santapannya. Semuanya terasa indah bagi mereka. Ini lah saat-saat terbaik masa muda yang mereka rasakan. Momen yang ingin mereka simpan dan kenang untuk selama mungkin. Namun hidup sayangnya tidak seindah yang dibayangkan. Mereka tertangkap polisi.


Di bagian inilah Spring Breakers mulai banting setir. Mimpi indah mereka berakhir dan saatnya mereka merasakan racun kehidupan. Mereka dibebaskan oleh Alien (James Franco), gangster narkoba yang sekaligus seorang rapper. Mereka diajak masuk ke dalam kehidupan gangster yang dijalani oleh Alien. Di saat inilah persatuan keempat gadis ini mulai retak. Tidak semua menyukai jalan kehidupan yang hendak mereka selami bersama. Tensi mulai panas ketika musuh bisnis Alien, Archie (Gucci Mane) mengancam keselamatan mereka.

Belum apa-apa Spring Breakers sudah menyajikan tontonan yang mengejutkan. Diiringi dengan lagu dubstep milik Skrillex, film ini dibuka dengan sekumpulan pemuda yang berpesta ria di tepi pantai. Puluhan wanita topless, konsumsi bir yang berlebihan, dan adanya sex humiliation sebelum akhirnya ditutup dengan cuplikan My Little Pony di televisi. Sejauh ini Spring Breakers telah memberikan latar yang merangkum tren kebebasan masa muda saat ini. Latar yang akhirnya secara berlanjut digunakan Korine untuk mengeksplorasi cerita dan tokoh film ini.


Spring Breakers adalah contoh film yang mampu membagi penontonnya ke dua kubu: yang menyukainya dan yang membencinya. Gue kebetulan termasuk ke dalam orang yang cukup menyukainya. Meskipun begitu gue mengerti mengapa banyak orang yang tidak suka dengan film ini. Spring Breakers adalah tontonan yang segmented. Tidak semua orang suka dengan unsur-unsur yang terdapat di film ini seperti tema yang diangkat, cerita yang disampaikan, atau tokoh-tokoh yang ada. Hal yang gue suka di film ini adalah bagaimana Korine bisa menggarap dengan baik Spring Breakers sehingga tidak terasa cetek dan hambar. Semua unsur di film ini dijelajahi dengan baik olehnya. Hal ini dilakukan dengan hal teknis seperti pengambilan gambar yang cantik dan terkesan intim hingga pemilihan scoring yang tepat. Selain itu juga dilema-dilema yang terjadi di antara ke empat gadis tersebut tersampaikan dengan cara efektif. Adanya pertentangan antara moral dan kesenangan yang mereka lakukan serta adanya proses pendewasaan akibat peristiwa-peristiwa yang mereka alami. Hal itulah yang cukup membuat gue dapat mengatakan bahwa Spring Breakers adalah a well made movie with artistic touch dan gue cukup dibuat suka olehnya.

Berhasil atau tidaknya upaya Korine dalam menjelajahi unsur yang ada di film ini memang tergantung diri masing-masing. Setidaknya Spring Breakers menyajikan tontonan yang liar dan berbeda. Sebuah tontonan yang bisa dibilang memanjakan mata dan telinga. Film coming-of-age yang edgy, artsy, and unique. Jika semua itu belum bisa membujuk anda untuk mencicipi film ini, setidaknya anda bisa melihat penampilan James Franco yang total di film ini. Memiliki tokoh yang unik dan diperankan secara menarik oleh Franco, tokoh Alien di film ini menjadi hiburan tersendiri di Spring Breakers. Akhir kata, spring break forever, bitch!

Best Scene:
Mungkin scene ini bukanlah yang terbaik tapi pastinya paling unik. Scene dimana tokoh Alien menampakan sisi sensitifnya. Ia menyanyikan lagu Britney Spears dengan piano putihnya ditemani gadis-gadis bertopeng ski merah muda yang berdansa dengan shotgun. Kemudian scene yang tidak kalah menariknya adalah ketika Alien ditodong oleh Brit dan Candy. Ia kemudian memberikan servis oral terhadap senjata yang menodongnya. Sebuah scene yang menjadi pertanda hubungan yang menjurus ke arah sensual.


Jadinya?
Spring break forever, bitch! Spring Breakers adalah film coming-of-age yang edgyartsyand unique. Penuh dengan unsur bikini, narkotika, alkohol, senjata api, dan seks. Film yang berusaha mengeksplorasi kebebasan masa muda yang dikaitkan dengan tren masa kini. Film yang segmented dan mungkin saja menjadi sebuah cult movie suatu saat nanti.

1 comment:

  1. Sayangnya cerita film ini lbh dominan ke arah pergaulan bebasnya, kalau saja sang sutradara membawa alur cerita film ini ke segi positif (pada akhir film), alhasil akan lebih b'manfaat bagi penonton (khususnya anak muda).

    ReplyDelete