5 January 2014

Review: Elysium (2013)


United States | Action & Adventure, Sci-Fi & Fantasy | R | Directed by: Neill Blomkamp | Written by: Neill Blomkamp | Cast: Matt Damon, Jodie Foster, Sharlto Copley, Alice Braga, Diego Luna, Wagner Moura, William Fichtner | English, Spanish | Run time: 109 minutes

Plot:
Di dunia yang terpisah antara si kaya dan si miskin, seorang pria yang memiliki waktu lima hari untuk hidup berusaha untuk pergi ke Elysium, tempat si kaya tinggal, dimana segala penyakit dapat disembuhkan. 

Review:
The history of all hitherto existing society is the history of class struggles. Itulah kalimat pertama dan intisari dari Communist Manifesto, dasar ajaran dari Karl Marx dan Friedrich Engels. Tapi memang, hingga pada saat ini, perjuangan kelas merupakan warna dominan di lembaran sejarah manusia. Adanya perbedaan antara si kaya dengan si miskin, yang berkuasa dengan yang dikuasai, majikan dengan budak, dan lain sebagainya adalah contoh-contoh dari adanya perbedaan kelas di dalam tatanan masyarakat manusia. Adanya perbedaan kelas itulah yang sering menjadi pemicu konflik-konflik yang terjadi di antara manusia dan merupakan suatu hal yang mau tidak mau pasti ada di dunia ini.

Tema perbedaan kelas juga bukanlah sesuatu yang baru di dunia film. Tema ini telah berulang kali diangkat ke layar lebar. Bahkan dari tahun 1927, tema ini telah diangkat oleh film Metropolis (Fritz Lang). Dengan jargonnya, There can be no understanding between the hand and the brain unless the heart acts as mediator, film ini menceritakan kesenjangan antara kelas intelektual (city planners) dengan kelas pekerja, serta perlu adanya penengah diantara keduanya. Adanya masyarakat atasan dan bawahan serta segala permasalahannya juga merupakan tema yang diangkat oleh sutradara Afrika Selatan berbakat Neill Blomkamp dalam filmnya yang berjudul Elysium ini.


Bumi telah tidak cukup lagi mampu menampung seluruh kehidupan yang ada di dalamnya. Masih ingat dengan teori Malthus? Teori yang initnya adalah pertumbuhan manusia lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan bahan makanan. Kurang lebih, itulah yang terjadi di Bumi pada tahun 2154. Pada saat itu, umat manusia terbagi menjadi dua. Pertama adalah manusia yang hidup di bumi yang kini telah penuh dengan penyakit, kemiskinan, dan telah kelebihan penduduk. Kedua adalah manusia-manusia kaya dan privilege, dimana mereka tinggal di stasiun luar angkasa raksasa bernama Elysium yang disana mereka dapat hidup tenang, mewah, dan dapat dikatakan abadi karena adanya Med-Bays yang mampu menyembuhkan segala macam penyakit. Jika dibandingkan, antara manusia yang hidup di Bumi dengan yang hidup di Elysium sangatlah kontras kualitas hidupnya.

Ada seorang pria bernama Max (Matt Damon), penduduk bumi yang merupakan mantan legenda diantara para maling, yang kini telah tobat menjadi pekerja di sebuah pabrik. Akibat kecelakaan kerja, Max terpapar radiasi tinggi, dimana ia hanya diperkirakan mampu hidup sampai lima hari lagi. Kini Max telah menjadi man who has nothing to lose, satu-satunya cara ia dapat menyembuhkan penyakitnya adalah dengan Med-Bays yang ada di Elysium, meski ia tahu jalan menuju kesana sulit dan mungkin dapat merenggut nyawanya, namun ini merupakan satu-satunya cara. Untuk mencapai tujuannya, ia meminta bantuan kepada Spider (Wagner Moura), seorang ahli penyelundup penduduk bumi ke Elysium. Spider dapat membantu Max jika ia mau mencuri data yang terekam di otak salah satu penduduk Elysium. Untuk mencapai hal itu, Spider memasangkan semacam exo-skeleton, rangka luar yang dapat memperkuat fisik Max. Sepanjang perjuangan Max menuju Elysium, ia akan bertemu kembali dengan cinta masa kecilnya, yakni Frey (Alice Braga) dan anaknya yang kritis akibat leukimia, serta akan dihadang oleh Jessica Delacourt (Jodie Foster), yang merupakan Secretary of Defence Elysium, dengan agen psikopatnya yang bernama Kruger (Sharlto Copley).


Meski tema mengenai perbedaan kelas ini dapat dibilang cukup usang, hal ini tidak lantas membuat tema ini tidak menarik untuk diangkat kembali. Kesenjangan antara kaya dan miskin yang dibawa oleh film ini dapat dijadikan suatu kritik sosial terhadap keadaan dunia saat ini. Suatu hal yang bagi sutradara sekaligus penulis Neill Blomkamp perlu diberi nilai plus. Selain itu, Blomkamp juga mengangkat isu-isu yang relevan pada saat ini, seperti sulitnya akses kesehatan, masalah imigran, menipisnya sumber daya alam, dan lain-lain. Nilai minus film ini menurut gue adalah kurang tergalinya hal-hal itu semua. Contohnya adalah kegagalan dalam mengeksplor isu terbatasnya sumber daya (scarcity) yang  merupakan unsur penting film ini. Jadi, meski banyak isu yang diangkat, pengolahannya dalam sebuah cerita dan eksekusinya dalam film masih setengah jadi. Bahkan, menurut gue, konklusi film ini tidak memberikan justifikasi yang cukup tepat untuk segala tindakan tokoh utamanya. Dengan kata lain, akhir dari film ini justru menimbulkan masalah yang sebenarnya sudah dihindari di awal film ini.

Jika boleh dibandingkan dengan film Blomkamp sebelumnya, yaitu District 9 (2009), Elysium memang benar dapat dikatakan penurunan kualitas. Tapi bukan berarti Elysium adalah film yang buruk. Jika kita mencari suatu hiburan yang ringan, film ini dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Namun jika kita hendak mencari sesuatu yang lebih dari sebuah film biasa, Elysium belum dapat menawarkan hal tersebut.

Best Scene:
Hmmmm, gue bingung.


Jadinya?
To never forget where you come from. Elysium adalah sci-fi film yang mengangkat isu-isu yang relevan pada saat ini meski eksekusinya masih belum sempurna. Memiliki alur yang tidak berat, film ini tepat untuk mencari hiburan yang ringan. Memang merupakan penurunan kualitas dari District 9 tapi film ini masih cukup memuaskan.


P.S.
Perasaan gue doang apa memang benar si Max adalah satu-satunya orang kulit putih di antara penduduk L.A. yang semuanya orang latin? Hmmmm.

5 comments:

  1. tampilan blognya menarik, reviewnya juga

    ReplyDelete
  2. Holla bro, aku ganti nama blog dari wrtzkwood.wordpress.com ke kultflick.wordpress.com biar gampang, tolong update juga url di punyamu ya :D thanks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. will do. Sorry banget gue lagi jarang buka blog ini, hehe.

      Delete
  3. okeh, nice info gan

    ReplyDelete